Selasa, 01 November 2011
Presiden "Vote" Komodo, Silakan
Komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin (29/11/2010). Taman Nasional Komodo menjadi salah satu dari 28 finalis New 7 Wonders of Nature.
JAKARTA, KOMPAS.com - Ajakan "vote" Komodo sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia lewat SMS dengan biaya 1 rupiah kembali marak. Para petinggi dan mantan petinggi negara pun tak ketinggalan ikut mendukung pemilihan komodo itu.
Namun Wakil Menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar menegaskan bahwa Kementerian Pariwisata tidak terlibat sama sekali upaya promosi tersebut. Keterlibatan kementerian itu dalam promosi Pulau Komodo telah selesai sejak Februari lalu, saat Indonesia menolak permintaan Yayasan New7Wonders untuk menjadi tuan rumah dengan komitmen fee Rp 400 miliar.
Meski demikian, ternyata tokoh nomor 1 di negeri ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam acara peresmian Bandara International Lombok 20 Oktober 2011 lalu justru mengajak masyarakat untuk mendukung Pulau Komodo sebagai keajaiban dunia.
Senada dengan SBY, Jusuf Kalla juga mengajak masyarakat untuk mendukung dengan alasan bahwa masuknya Pulau Komodo sebagai keajaiban dunia akan meningjkatkan kunjungan wisatawan dan menyejahterakan masyarakat.
Menanggapi hal itu, Sapta mengatakan, "Kalau Presiden mendukung, ya silahkan saja. Itu kan personal."
Meskipun presiden merupakan kepala negara dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berada di bawah komandonya, Sapta menjelaskan bahwa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tidak mendapat instruksi secara resmi untuk kembali terlibat promosi.
Hingga ada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang baru, Mari Elka Pangestu, Sapta menjelaskan bahwa belum ada perubahan kebijakan terkait keterlibatan kementerian tersebut dalam promosi Komodo.
Saat ini, kata Sapta, promosi Pulau Komodo dilakukan oleh pihak swasta. Ia juga mengaku tidak tahu perkembangan detailnya saat ini dan kemana dana hasil "vote" dikumpulkan dan dikelola.
0 komentar:
Posting Komentar